5 Tanda Kamu Mengalami Unfinished Business
Hikmah Ovita | 30 July 2025 17:43
Pernahkah kamu merasa hati ini penuh, tapi bukan karena cinta? Atau malam-malammu terasa berat, meskipun tak ada yang benar-benar terjadi hari itu? Bisa jadi kamu sedang membawa “beban” yang belum tuntas.
Dalam istilah psikologi, ini disebut unfinished business—pengalaman emosional yang belum selesai, yang tersimpan di alam bawah sadar dan terus memengaruhi cara kamu berpikir, merasa, dan bertindak.
Unfinished business sering kali muncul dari konflik yang belum selesai, hubungan yang terputus secara tiba-tiba, perasaan bersalah yang tidak terucap, atau mimpi yang gagal diraih. Tanpa disadari, ia bisa jadi penyebab kenapa kamu merasa stuck, mudah marah, atau cemas tanpa sebab. Yuk, kenali lima tanda kamu mungkin sedang mengalaminya.
Kamu sering memikirkan ulang percakapan dengan seseorang dari masa lalu, berharap bisa mengatakan hal yang berbeda? Atau kamu sering memutar skenario “seandainya dulu aku…” dalam pikiran?
Pikiran yang berulang ini bisa jadi sinyal bahwa ada sesuatu yang belum selesai dalam dirimu—sebuah kebutuhan emosional yang tak terpenuhi atau luka yang belum sembuh.
Orang bilang waktu akan menyembuhkan segalanya, tapi tidak selalu demikian. Bila setelah bertahun-tahun kamu masih menyimpan amarah, kecewa, atau dendam pada seseorang, ini bisa jadi unfinished business.
Bahkan, bisa jadi kamu sudah lupa detail peristiwanya, tapi emosinya masih membekas kuat. Ini menandakan bahwa kamu belum benar-benar memproses rasa sakit itu secara tuntas.
Pernah merasa kehilangan arah setelah berhasil meraih sesuatu yang selama ini kamu impikan? Rasa hampa itu bisa jadi datang dari luka lama yang belum kamu hadapi.
Terkadang, kita mengejar hal tertentu bukan karena kita benar-benar menginginkannya, tapi karena ingin membuktikan sesuatu pada masa lalu. Ketika sudah tercapai, kekosongan pun menyeruak karena akar dari luka itu belum tersentuh.
Jika kamu menghindari tempat, orang, atau topik tertentu dengan alasan “gak nyaman” tapi tidak bisa menjelaskan kenapa, bisa jadi ada unfinished business yang bersembunyi di baliknya.
Perasaan takut atau cemas yang berlebihan dalam situasi tertentu biasanya berakar pada pengalaman emosional yang belum selesai. Semakin kamu hindari, semakin kuat dampaknya dalam hidupmu.
Pernah tiba-tiba merasa sedih, marah, atau gelisah padahal situasinya tampak biasa saja? Emosi yang datang tanpa alasan jelas ini bisa jadi “jejak” dari peristiwa lama yang belum selesai kamu proses.
Unfinished business bekerja diam-diam di balik kesibukan sehari-hari dan seringkali muncul saat kamu sendiri, di kamar, sebelum tidur—saat semua suara di luar hening, tapi suara di dalam hati mulai bising.
Mengalami unfinished business bukanlah kelemahan. Ini bagian dari menjadi manusia. Tapi yang penting, kamu tak harus tinggal terlalu lama di sana. Menulis jurnal, bicara dengan terapis, atau sekadar menerima bahwa luka itu ada—adalah langkah awal untuk berdamai dengan masa lalu.
Dan kalau kamu ingin mulai merawat diri lebih baik dari hal-hal kecil, pastikan kamar tidurmu jadi tempat yang nyaman untuk healing. Udara bersih dan tenang bisa bantu kamu tidur lebih nyenyak, terutama saat malam terasa berat.
Kamu bisa coba gunakan air purifier yang cocok untuk kamar seperti Levoit Core Mini atau Levoit LV-H128. Ukurannya compact, kerjanya senyap, dan bisa bantu menyaring udara agar kamu bisa bernapas lebih lega—secara fisik, juga emosional.
Karena meski tak semua luka bisa terlihat, kamu berhak menyembuhkannya perlahan. Di tempat paling tenang yang kamu punya: kamar tidurmu sendiri.
Kenali Perbedaan Virus HMPV dan COVID-19
Mengenal Virus HMPV: Gejala, Fakta, dan Cara Mengatasi
5 Fakta Tentang Virus HMPV
5 Simbol Bahan Kimia Berbahaya yang Wajib Kamu Waspadai!
5 Dampak Negatif Tinggal di Kawasan Industri